Pendidikan Apa?
Pendidikan hanya layangan putus bagi orang yang melihat dari jauh. Jauh seperti manusia yang layanganya tak punya benang pun tak ada.
Dewasa ini, pendidikan adalah proses untuk melangsungkan hidup, ada pula menggantungkan harapan masa datang. Tapi, bukan ini yang ingin saya tuliskan.
Jika pendidikan melahirkan manusia agung, maka bagaimana pendapat kita dengan era kini?
Pendidikan acapkali sebatas jembatan payah bagi manusia yang cacat pikir, alih-alih pendidikan adalah ruang berpikir, representasi pengetahuan terhadap kehidupan, realita berbicara lain.
Bisa dilihat dari bagaimana setiap tahun rumah pendidikan tumbuh subur, siswa pun mahasiswa berkecibun. Pertanyaannya:
apa yang bisa dilakukan tangan untuk sekedar bertepuk atas hasil? Bagaimana betul pendidikan akan kita percaya bila masih banyak 'siswa hantu' di mana-mana? Apa yang bisa dihasilkan pendidikan bagi regenerasi yang jauh dari membaca?
Tentu, saya tidak akan maksimal mengungkapkan bahwa pendidikan tidak hanya ruang berpikir, membaca, dan menulis.
Pendidikan adalah ruang kosong yang mesti diisi. Bicara pendidikan kita akan maksimal pada kebermanfaatan. Kendati demikian, pendidikan Kiwari penting untuk dibicarakan.
Dengan kata lain ada hal aneh yang terjadi pada dunia pendidikan kita.
Strata Pendidikan
Dari strata pendidikan rendah sampai tinggi kita lihat bagaimana ekosistem yang terjadi. Pada kurikulum, pendidik, juga peserta didik.
Miniatur kegiatan korupsi yang kita bicarakan itu dibentuk dari sekolah bawah; permainan politik jahat juga bisa kita lihat di universitas; ketidakpastian hukum juga bisa kita temukan di dalamnya.
Kemurnian ilmu pengetahuan gampang ditebak; kecacatan pikiran gampang terjadi; kerusakan nurani sulit diredam bila pendidikan sebatas jembatan reot bagi keberlangsungan kehidupan.
Pendidikan berbentuk bangunan bisa juga karakteristik dan nilai-nilai.
Kita lihat, bagaimana mahasiswa yang berkecibun tadi, menggunakan pengetahuannya untuk mendapatkan gaya hidup dan kuasa dengan melelang integritas dan pengetahuan.
Tidak sulit kita menemukan fenomena aneh itu dewasa ini.
Di mana Saja?
Kampus-kampus menjadi sarang laba-laba bukan rumah pikiran dan membaca. Mahasiswa selaik layang putus di muka nuraninya.
Siswa tidak lebih seperti remot yang putus kabelnya. Pendidikan, ada yang berkata sebagai ladang basah. Di lain tempat saya menemukan bahasa:
pendidikan sebatas formalitas untuk mendapatkan ijazah lalu menenteng ke kantor-kantor, gerai untuk dapat kerja.
Saya bermimpi ada tempat duduk yang sama bagi manusia yang mengamalkan ilmu pengetahuan di setiap kantor daerah, dunia pendidikan, di mana saja.
Pahit rasanya bila hari ini orang yang betul-betul mengamalkan ilmunya pada kebajikan harus ditodong pernyataan:
alah, sekarang banyak pintar. Tapi yang punya koneksi kuasa dan uang hari ini lebih penting. Pendidikan macam apa yang kita bicarakan?
28 September 2025

Posting Komentar