Peta Indonesia Derita | Puisi Funky Zubair Affandy





Di sudut-sudut kota
kemiskinan menjadi sirene bahaya
Kebodohan menjadi puing-puing bangunan
ditiup angin menuju meja hidangan presiden
disantap lahap sendawa di muka rakyat
yang celaka yang mendera dan sesak

Di tanah tandusnya desa
kelaparan menjadi berita
televisi dan internet menabung sampah
bekas pizza dan ayam panggang si kaya
si miskin di depan kaca makan air liur adanya
untuk besok bisa makan kasbon gaji awal muka

Di perpustakan kampus-kampus
pikiran berlumut warna kesumba
buku-buku tempat sarang laba-laba
bukan rumah pikiran dan membaca
kelas dinding pesakitan nurani yang bermajikan
dosen-dosen bagai arwah yang diagungkan

Di kantor pejabat di sana
sumpah menjadi janji, janji menjadi tusuk gigi
korupsi sebagai kegiatan istimewa
tempat bisa membeli surga dan neraka
di sana kita bisa melihat tempat wisata
dari hewan jelata, kuda sampai anjing 
macan ompong dan keledai yang suka kencing

Di pasar yang pengap udara
bau terasi, bau badan, bau kolusi
nepotisme, korupsi menjadi tawar menawar
bagi generasi yang seperti kelelawar 
pagi tidur malam berlayar 
sukar sekali kita bicara generasi emas 
bila setiap lampu merah banyak manusia silver 
yang cemas

Di alun-alun kota raya
pertanyaan nyangkut di sana
teka-teki menjadi nasib yang nestapa
juga di monumen kota raya
di sana simpul kehidupan bergeser makna
pada nenek moyang mereka lupa namanya






Indonesiaku jangan dirampas oleh ketakutan 
yang diperjual-belikan

Indonesiaku jangan digadai dengan angin surga 
yang mengembungkan perut rakyat dengan celaka

Indonesiaku jangan jual dengan harga seikat sawi
darah, keringat, tenaga, pikiran dan Ibu Pertiwi

jangan kira kita keder pada diri sendiri
pada sumpah kami

Indonesiaku kami bangun dari kepingan jiwa 
yang hakiki yang kami genggam sampai mati



Sampang, 2 Desember 2024


Post a Comment